Tuesday, May 27, 2014

Mempromosikan Wisata Belitung Lewat Batik

Wisata tanpa oleh-oleh nonsen. Itulah yang dikemas dalam bentuk batik beraneka motif ciri khas Bangka Belitung yang diprakarsai dari sebuah kelompok Yahe, yang mengelola batik bermotif cirri khas Bangka Belitung, di rumah pintar, Tanjungpandan Belitung, Provinsi Bangka Belitung, pada pecan kedua Oktober 2011 lalu. 
Wajar saja guna mengaungkan hal itu, tiga pejabat Negara masing-masing Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertahanan RI dan Panglima TNI menyempatkan mampir ke rumah pintar, yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Tanjungpandan, Belitung.
Adalah Elisnawati salah seorang pengelola dari Batik tersebut bersama dukungannya dari Hellyana Anggota DPRD Belitung serta Sofian Pangkapi sebagai desain motif batik corak khas Bangka Belitung. Elisnawati kepada trawang disela-sela kunjungan Menteri Pertahanan RI di rumah pintar mengungkapkan bahwa pengelolaan Batik ini adalah dimaksudkan untuk memperkenalkan produk khas Bangka Belitung dari produk batik Belitung.”Jadi disini yang paling penting adalah corak dan motif serta creative sebagai tanda bahwa inilah batik Bangka Belitung,” ungkap Elisnawati yang juga kepala Desa Air Saga.
Memang saja, batik ini boleh jadi hal yang pertama di Bangka Belitung yang mulai diperkenalkan kepada dunia luas. Elisnawati menyebut batik ini adalah sangat baik sebagai oleh-oleh buat para wisatawan atau masyakat peminat batik.
Karena itu, Elisnawati mengaku tahap awal baru tiga orang dipekerjakan. Untuk selanjutnya bisa diperluas. Sementara produk yang dikemas saat ini baru berupa kain batik yang bercorak aneka jenis flora Bangka Belitung. “Mereka yang ingin memesan, tergantung corak, Simpor, Ketakong, dan Lada ,” ungkap Elisnawati.
Memang saja bukan sebatas itu saja. Elisnawati punya obsesi ke depan untuk memajukan batik.  Ia menilai batik yang bercorak cirri khas Bangka Belitung adalah sebagai salah satu icon produk khas unggulan Babel. “Intinya adalah bagaimana mempromosikan batik Bangka Belitung melalui kreativitas anak-anak Bangka Belitung yang dituangkan dalam karya seni lewati batik,” Elisnawati.
selain ituk Elisnawati juga  berargumen bahwa batik yang dikelola ini dapat menopang lapangan kerja baru bagi masyarakat. “Kita perlu memberdayakan masyarakat terhadap partisipasi sebuah kelompok untuk menaikkan derajat dan hidup masyarakat,” ungkap Elisnawati.
Tentu bagaimana corak? Tentu para pemprakarsa punya pandangan yang ke depan. Sofian Pangkapi, salah satu ikut memprakarsai pengelolaan batik tentunya ada tiga corak dan motif batik Bangka Belitung. Seperti, Batik Corak Simpor, Batik Corak Ketakong dan Batik Corak Sahang.
Menurut Sofian Pangkapi, ketiga corak ini sangat ideal untuk Bangka Belitung.”Tiga produk khas ini adalah cirri khas Bangka Belitung,” ungkap Sofian.
Pada Corak Simpor, menurut Sofian Pangkapi, adalah menandakan bahwa saat ini simpor adalah mengartikan sebagai pembungkus makanan yang sejak dahulu. Namun daun simpor ini sudah jarang dipakai dan banyak dipergunakan bungkus plastic. Begitu juga dengan Ketakong yang dulunya sebagai sebagai tali pengikat, yang sekarang ini sudah jarang dipakai. Pun seperti lada yang merupakan andalan ekspor Bangka Belitung, yang merupakan cirri khas Bangka Belitung.”Jadi, kita perlu untuk melestarikan dan sekaligus menjual  batik dengan corak dan cirri khas bahwa itu adalah batik Bangka Belitung,” ungkap Sofian.
Agaknya apa yang diinginkan kelompok Yahe, tentunya harapan semua pihak. Keberhasilan pengelolaan batik berarti ikut menaikkan sector pariwisata sekaligus menciptakan lapangan kerja.Dan semua sepakat, dengan batik corak bermotif cirri khas Bangka Belitung berarti batik ikut menjadi salah satu produk kebanggaan Bangka Belitung di masa yang akan datang.*trawang

No comments:

Post a Comment